Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer


MANFAAT TEMU PUTIH UNTUK KANKER PAYUDARA - Bagian 2

MANFAAT TEMU PUTIH UNTUK KANKER PAYUDARA
MANFAAT TEMU PUTIH UNTUK KANKER PAYUDARA

MANFAAT TEMU PUTIH UNTUK KANKER PAYUDARA - Bagian 2

Bagian 1 | Bagian 2 |

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semuanya, Om Swastiastu, Namo Budaya, Salam Kebajikan, Rahayu Wilujeng.
Hari ini kita akan membahas apakah benar temu putih memiliki manfaat untuk kanker payudara?

Sekarang kita mulai membaca bagian 2 dari artikel MANFAAT TEMU PUTIH UNTUK KANKER PAYUDARA.

C. Anastasia, C. A. (2008). EKSPRESI CYP1A1 DAN GSTμ PADA TIKUS Sprague Dawley SETELAH INDUKSI 7, 12 Dimethylbenz (a) antrasen (DMBA) dan PEMBERIAN EKSTRAK TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) SEBAGAI ANTI KARSINOGENESIS (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA). ==> http://repository.unair.ac.id/21758/

===> Karsinogenesis, juga disebut onkogenesis atau tumorigenesis, adalah proses pembentukan kanker. Proses ini terjadi ketika sel normal berubah menjadi sel kanker.

Karsinogenesis memiliki ciri berupa perubahan di tingkatan seluler, genetik, dan epigenetik, serta pembelahan sel yang tidak normal.

Pembelahan sel merupakan proses fisiologis yang berlangsung di dalam semua jaringan. Dalam keadaan normal, terdapat kesetimbangan antara pembelahan sel baru dengan kematian sel lama (dalam proses apoptosis).

Berdasarkan teori karsinogenesis yang paling banyak diterima (yaitu teori mutasi somatik), mutasi pada DNA dan epimutasi yang mengakibatkan kanker merusak kesetimbangan tersebut.

Akibatnya, pembelahan sel berlangsung secara tidak terkendali. Hanya beberapa mutasi yang dapat menyebabkan kanker, sementara sebagian besar tidak mengakibatkan hal tersebut. <=== ==> Karsinogenesis - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2019, November 04). Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Karsinogenesis

C.1. Ditulis oleh Cindy Ayu Anastasia, UNIVERSITAS AIRLANGGA, merupakan skripsi, sayang sekali hanya abstrak saja yang dipublikasikan.

C.2. Isi ringkas penelitian ini sebagai berikut.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan mengenai penatalaksanaan penyakit kanker khususnya kanker payudara baik pada manusia maupun hewan dimana prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun dan dengan tingkat keberhasilan pengobatan sangat kecil serta seringkali mengakibatkan efek samping yang merugikan bagi penderita.

Obat-obatan alami yang berasal dari tanaman kini banyak diteliti untuk dijadikan alternatif terapi kanker baik sebagai kemopreventif maupun pengobatan.

Salah satunya adalah rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) yang mengandung zat bioaktif kurkumin dimana sebelumnya terbukti dapat menghambat karsinogenesis.

Dalam pemeriksaan ekspresi enzim CYP1A1, kemampuan dosis ekstrak temu putih sebesar 750 mg/kgBB terbukti lebih besar dan signifikan dalam menekan CYP1A1 dibanding dosis 300 mg/kgBB (P<0,05).

Penekanan ekspresi CYP1A1 pada kelompok ekstrak dosis 300 mg/kgBB sebesar 33,4% sedangkan pada dosis 750 mg/kgBB mencapai 76,68% .

Namun dalam pemeriksaan ekspresi enzim GST-μ tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstrak temu putih dosis 300 mg/kgBB dan 750 mg/kg BB (P>0,05).

Peningkatan induksi GST pada kelompok ekstrak dosis 300 mg/kgBB sebesar 69,9% sedangkan pada dosis 750 mg/kgBB sebesar 70,36%.

Meskipun demikian, hal tersebut menunjukkan efektifitas ekstrak temu putih dosis 750 mg/kgBB dalam menginduksi GSTμ tetap lebih tinggi dibanding dosis 300 mg/kgBB mengingat tingginya enzim CYP1A1 merupakan faktor pemicu enzim GST.

C.3. Simpulan
Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria) dapat dijadikan alternatif sebagai terapi kemopreventif dalam perannya menghambat tahap inisiasi pada karsinogenesis.

===> Kemopreventif merupakan suatu upaya untuk mencegah, menunda, ataupun melawan perkembangan sel kanker dengan menggunakan bahan alam, sintesis, atau kombinasi dari keduanya. <=== ==> http://repository.usd.ac.id/9553/1/138114001.pdf

D. Mustarichiei, R., Levitas, J., & Arpina, J. (2014). In silico study of curcumol, curcumenol, isocurcumenol, and β-sitosterol as potential inhibitors of estrogen receptor alpha of breast cancer. Medical Journal of Indonesia, 23(1), 15-24. ==> http://mji.ui.ac.id/journal/index.php/mji/article/view/684

===> In silico (Pseudo-Latin untuk "in silikon", menyinggung penggunaan massa silikon untuk chip komputer) adalah ungkapan yang berarti "dilakukan pada komputer atau melalui simulasi komputer" dalam referensi untuk eksperimen biologi. <=== ==> In silico - Wikipedia. (2019, November 03). Retrieved from https://en.wikipedia.org/wiki/In_silico

===> Inhibitor adalah sesuatu yang menghentikan atau memperlambat suatu proses. <=== ==> INHIBITOR | meaning in the Cambridge English Dictionary. (2019, November 18). Retrieved from https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/inhibitor

===> Estrogen receptor α (ERα) adalah reseptor nuklir teraktivasi-hormon yang memainkan peran penting dalam patogenesis, perkembangan, dan pengobatan kanker payudara. <=== ==> Kang, H.-J., Lee, M.-H., Kang, H.-L., Kim, S.-H., Ahn, J.-R., Na, H., ...Lee, M.-O. (2014). Differential Regulation of Estrogen Receptor α Expression in Breast Cancer Cells by Metastasis-Associated Protein 1. Cancer Res., 74(5), 1484–1494. doi: 10.1158/0008-5472.CAN-13-2020 ==> https://cancerres.aacrjournals.org/content/74/5/1484

D.1. Penelitian ini ditulis oleh
D.1.1. Resmi Mustarichiei, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
D.1.2. Jutti Levitas, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
D.1.3. Jopi Arpina, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.

D.2. Isi singkat penelitian.
D.2.1. Latar belakang:
Berdasarkan data sistem informasirumah sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap diseluruh rumah sakit di Indonesia.

Reseptor estrogen alfa(ERα) diasosiasikan dengan kanker payudara sebab ditemukan dalam kadar yang tinggi dalam jaringan kanker.

Kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol dari rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe), dan β-sitosterol dari biji labu kuning (Cucurbita pepo L.) dilaporkan memiliki aktivitas penghambatan terhadap sel kanker.

Penelitian ini menampilkan studi komputasi dari senyawa-senyawa tersebut sebagai penghambat ERα.

D.2.2. Metode:
Simulasi docking dilakukan pada laporan ini untuk memvisualisasikan interaksi tingkat molekuler antara keempat senyawa tersebut dengan ERα.

Sebagai perbandingan, dilakukan pula simulasi docking antara estradiol dan tamoksifen terhadap ERα.

D.2.3. Hasil:
Simulasi docking menunjukkan bahwa senyawa kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, dan β-sitosterol diprediksi memiliki potensi sebagai inhibitor reseptor estrogen alfa(ERα) berturut-turut dari yang terbaik adalah isokurkumenol, kurkumol, kurkumenol, dan β-sitosterol dengan nilai masing-masing 0,584 M, 1,36 M, 1,61 M, dan 7,35 M.

Kurkumenol dan estradiol berinteraksi dengan ERα melalui ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik, sedangkan kurkumol, isokurkumenol, β-sitosterol, dan tamoxifen melalui interaksi dalam suksesi hidrofobik.

D.2.3. Kesimpulan:
Bahan alam yang mengandung keempat senyawa ini memiliki potensi untuk dijadikan obat dan atau obat adjuvant pada terapi antikanker payudara.

Bagian 1 | Bagian 2 |

Cukup sekian dulu ya, semoga berguna.
SILAHKAN DIBAGIKAN SEHINGGA BERGUNA JUGA BAGI ORANG LAIN.

Catatan tambahan
1. Saya bukan ahli dibidang kesehatan.
2. Tulisan saya ini hanya sebagai bahan belajar saja.
3. Jangan menjadikan tulisan saya sebagai panduan pengobatan.
4. Semua LINK sudah saya tes dan masih menyala saat artikel saya terbitkan.
5. Saya sangat membutuhkan kritik, saran dan masukan dari anda, silahkan anda tulis di komentar.

Posting Komentar untuk "MANFAAT TEMU PUTIH UNTUK KANKER PAYUDARA - Bagian 2"